Proyek Jalan Sukoharjo Lambat: Gubernur Jateng Ancam Copot Kontraktor
Proyek pembangunan jalan di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, kembali menjadi sorotan tajam. Gubernur Jawa Tengah menunjukkan rasa geramnya saat melakukan inspeksi mendadak ke lokasi proyek yang tak kunjung selesai, meski tenggat waktu sudah mepet dan masyarakat semakin terdampak oleh kerusakan jalan.
Dalam kunjungannya, Gubernur secara tegas menyampaikan bahwa kontraktor pelaksana terancam dicopot jika progres pembangunan tidak mengalami percepatan yang signifikan dalam waktu dekat.
“Kalau memang tidak mampu menyelesaikan tepat waktu, lebih baik diganti saja. Jangan main-main dengan kepentingan rakyat,” ucap Gubernur dengan nada tinggi saat diwawancarai di lokasi proyek.
Proyek Jalan yang Bikin Warga Mengeluh
Jalan yang diperbaiki ini merupakan akses vital yang menghubungkan berbagai wilayah kecamatan dan sering digunakan untuk distribusi logistik serta aktivitas harian warga. Namun, lambannya pengerjaan telah menyebabkan kemacetan, peningkatan risiko kecelakaan, hingga gangguan ekonomi lokal.
Sejumlah warga sekitar mengaku kecewa dengan lambannya penyelesaian proyek. Debu beterbangan saat kemarau dan jalan becek saat hujan menjadi pemandangan sehari-hari. Bahkan, beberapa kendaraan roda dua dilaporkan terjatuh akibat kondisi jalan yang tidak rata.
“Sudah berbulan-bulan digarap, tapi belum kelihatan hasilnya. Kalau tidak bisa cepat, ya ganti kontraktornya,” ujar salah satu warga dengan kesal.
Evaluasi dan Ultimatum
Gubernur meminta Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Jateng untuk segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja kontraktor. Jika ditemukan pelanggaran kontraktual atau kelalaian teknis, maka kontrak bisa dibatalkan dan digantikan oleh pihak lain yang lebih profesional.
“Anggaran sudah digelontorkan, waktu juga sudah cukup. Yang kami minta cuma kerja serius dan komitmen menyelesaikan pekerjaan demi rakyat,” tegasnya.
Pihak pemerintah provinsi juga akan meningkatkan pengawasan langsung terhadap proyek-proyek infrastruktur strategis agar kejadian serupa tidak terus berulang di wilayah lain.
Kontraktor Diberi Tenggat Waktu
Pihak kontraktor pelaksana mengakui adanya keterlambatan, dengan alasan teknis dan cuaca. Namun alasan itu dinilai tidak cukup untuk membenarkan kemunduran jadwal yang sudah melampaui batas toleransi. Gubernur memberi waktu tambahan yang sangat terbatas agar kontraktor bisa membuktikan keseriusannya.
Jika target baru tetap tidak terpenuhi, maka pencopotan bukan sekadar ancaman, tetapi akan menjadi langkah nyata dari Pemprov Jateng untuk menegakkan disiplin kerja dan akuntabilitas proyek.
Proyek infrastruktur seharusnya menjadi solusi bagi kebutuhan rakyat, bukan sumber kekecewaan. Ketegasan Gubernur Jawa Tengah dalam menyikapi lambannya pembangunan jalan Sukoharjo adalah bentuk nyata komitmen pemerintah terhadap pelayanan publik yang berkualitas.
Jika kontraktor tak bisa memenuhi janji dan tanggung jawabnya, maka mengganti mereka adalah langkah wajar demi memastikan rakyat tidak terus menanggung akibatnya. Kini, bola ada di tangan pelaksana proyek—kerjakan atau tersingkir.